RSS

Fall in Beijing

01 Dec

Norak foto di taman: ape kate lu dah, gak ada yg kenal gw di sini :p

Fall in Beijing, bisa diartikan 2 hal: jatuh cinta sama Kota Beijing, atau Musim Gugur di Beijing. Dua-duanya benar, karena saya hendak menceritakan asyiknya Beijing di kala musim gugur.

Hari-hari saya di Beijing adalah hari-hari yang meskipun bau babi, tapi buat saya tetap menyenangkan. Kenapa menyenangkan? Karena impian saya untuk melihat autumn atau fall season yang menurut saya romantis itu akhirnya terwujud juga, hehehehe. Ternyata tempat itu adalah Beijing, tempat pertama kali saya menikmati autumn. Setidaknya saya tetap jatuh hati pada autumn, dan saya ingin menikmati autumn di belahan bumi lain, autumn di Korea, Jepang, Eropa dan Amerika. 😀

Keluar dari Beijing International Airport (PEK), saya sangat menikmati pemandangan dari dalam mobil: daun-daun yang berwarna kuning cerah, serta sesekali daun maple yang berwarna kemerahan. Cantik sekali. Sayangnya, saat ke Beijing, saya tak sempat menemukan spot cantik untuk foto di balik pohon-pohon maple yang kemerahan. Kata orang sih, kalau mau melihat sisi autumn Beijing yang lebih colorful, sebaiknya saya ke Xiang San (entah betul atau salah tulisannya nggak tahu). Katanya tempat itu cukup jauh di pinggiran Beijing, dan tak ada cukup waktu untuk ke sana, huhuhuhu. 😦

Di sebuah taman sekitar Olympics (area Olympic Games 2008): para tukang sapu taman menyapu daun-daun yang rontok

Tapi tak apalah, pohon berdaun kuning itupun sudah sangat cantik. Saya suka sekali melihat pohon-pohon yang berdaun kuning cerah yang kalau disenggol sedikit saja langsung pada rontok. Bruuurrr…hujan daun itu pun kelihatan so sweet sekali. Warnanya pun kelihatan semangat dan colorful.

Maklum, sebagai orang Indonesia, saya sangat jarang melihat daun-daun yang berwarna meriah itu: kuning cerah, seperti kuningnya warna UI. Daun-daun merah seperti daun maple pun amat jarang. Setahu saya juga, pohon maple memang tidak tumbuh di Indonesia. Sesekali memang masih ada pohon yang punya “musim gugur” sendiri, yakni pohon ketapang. Di UI pun lumayan banyak pohon ketapang, yang kalau sedang “musim gugur”nya terlihat cantik sekali berwarna coklat kemerahan. Yang paling bagus adalah kumpulan pohon ketapang di depan MIPA dan sekitar perpus lama, hmm…coba kalau di UI banyak pohon ketapang, pasti berasa punya autumn di UI kalau mereka lagi pada berguguran, hehehe.*maksa.

Oke, balik lagi ke autumn di Beijing.

Barangkali autumn adalah musim yang sangat cocok untuk berkunjung di negeri empat musim. Alasannya? Meskipun suhunya dingin, temperaturnya masih tolerable karena belum sampai nol derajat apalagi minus. Masih asik lah untuk jalan-jalan. Jalan kaki berjam-jam pun paling kerasa pegel doang, tapi nggak keringetan. Jadi, otomatis sebenarnya menghemat baju juga, karena baju yg kita pakai bisa dipakai 2 hari, itupun nggak penguk baunya. Hehehe. Tak mandi pun tak masalah, nggak bau juga. Jadi hemat sabun dan air, wkwkwk. Tapi kalau saya sih tetep mandi tiap hari, meskipun kadang cuma sekali di pagi hari mandinya. *oooppsss, ketauan males mandi.

Alasan kedua kenapa traveling saat fall season itu asyik, tentu saja karena  alasan style baju. Artinya, bisa dipakai untuk gaya-gayaan pakai coat untuk winter yang panjang dan tebel, syal, sarung tangan, serta tutup kepala kalau perlu. Satu lagi, bisa pakai sepatu boot. Itu adalah alasan yang mungkin gak penting buat cowok, tapi penting buat saya, hehehe. Soalnya, kalau di Indonesia, kapan bisa pakai baju begitu? Okelah, ada memang coat panjang yang bisa dipakai di Indonesia, which is bahannya tipis dan memang didesain untuk daerah tropis. Saya sendiri punya 2 coat macam itu. Tapi tetap saja, saya seringkali dianggap salah kostum kalau pakai coat semacam itu. Jadi autumn adalah musim yang pas untuk memakai pakaian winter style, tapi suhunya sendiri masih asyik untuk jalan-jalan.

Ketika saya di Beijing, suhunya sekitar 4-14 derajat celcius. Bisa kebayang? Ya gitu deh, setidaknya kalau siang masih bisa lah kalau nggak pakai sarung tangan ketika outdoor. Tapi kalau suhu lagi turun sekitar 10 derajat, bisa menggigil di jalan. Secara saya kemana-mana naik subway (kereta bawah tanah) dan bis kota, jadi banyak jalan kaki. Jadi saya ke mana-mana selalu siap membawa syal dan sarung tangan di tas untuk jaga-jaga kalau suhu tiba-tiba turun. Kaos kakipun selalu nempel di kaki dengan sepatu boot.

Meskipun begitu, autumn yang cantik bisa jadi cukup terrible untuk mereka yang alergi dingin. Beberapa teman saya sampai gatal-gatal dan merah-merah kulitnya karena nggak tahan suhu dingin. Saya sendiri sih nggak sampai begitu. Ada juga yang bibirnya sampai pecah-pecah dan kulitnya mengelupas karena kelembaban udara memang relatif rendah. Saya sih, sekali lagi, alhamdulillah nggak. Karena kalau untuk masalah kulit, insha Allah semua itu bisa diantisipasi kalau kita mau prepare. Saya tak pernah meninggalkan lipbalm, pelembab muka, dan body butter (yang lebih melembabkan daripada body cream atau hand & body lotion). Alhamdulillah, kulit saya nggak sampai ngelupas-ngelupas seperti teman-teman cowok saya yang bandel nggak mau rajin pakai lipbalm, dkk.

Jadi, saran saya, tetap be prepare untuk autumn yang dingin itu, kalau tidak ingin merusak cantiknya autumn ketika traveling. Happy traveling 🙂

 

14 responses to “Fall in Beijing

  1. bengkelbudaya

    December 2, 2011 at 10:26 am

    aaargh, baru aja gue buat cerpen tentang musim gugur. hiks. Mau banget merasakan fall season di negeri orang :)))

     
  2. bengkelbudaya

    December 2, 2011 at 10:28 am

    oh yah, itu perpaduan warnanya namanya yellowish 😀 cerpen gue http://bengkelbudaya.wordpress.com/2011/11/23/maple-cerpen/

     
  3. Nor Rofika Hidayah

    December 2, 2011 at 11:17 am

    Harus teh, harus experience autumn di negeri orang. Gw aja ketagihan. Mau banget ngerti autumn di korea, jepang, US, n eropa termasuk skandinavian countries + masing2 springnya, hehehehe

     
  4. zaa

    March 28, 2012 at 7:38 am

    cantik.kalau mau dpt gambar sebegitu kene g beijing bulan brp ya

     
    • Nor Rofika Hidayah

      April 13, 2012 at 3:32 am

      Ke beijing pas fall aja, sekitar bulan september november lah… tapi kalo november akhir mungkin udah masuk winter jadi dingiiiin..

       
    • Nor Rofika Hidayah

      May 9, 2012 at 9:35 am

      sekitar bulan oktober november pas autumn 🙂

       
  5. rizka rahmaida

    August 27, 2013 at 9:00 am

    Mbak, saya mau ke Beijing bulan september nanti, sekitar tiga minggu di sana. Sebaiknya perlengkapan apa yang harus dibawa yah? takut salah kostum…dan kebanyakan bawaann bagasinya..
    Suhu rendah harian bervarias awalnyai dari 15 sampai turun ke 10 derajat celcius..
    Tks infonya…

     
    • Nor Rofika Hidayah

      August 27, 2013 at 9:28 am

      Bawa pakaian biasa, tambah jaket yang agak tebal. Sweater + jaket shari2 kita di indonesia yg standar pun ok. Sebenarnya suhu 10-15 drajat tidak terlalu dingin kalau anginnya tdk besar. Yg sk bkin ga nahan tuh anginnya. Jadi meskipun jaket tidak terlalu tebel, kalo bisa yg cukup bs menahan angin..

      Utk kulit, bawa body butter ya agar kulit ga kering. Kalo body lotion masih kurang mempan. utk lipbalm wajib bgt bw kalau ga mau bibir pecah. Waktu di sana sy pakai maybeline babylips sgt membantu. Kalau lipice masi kurang recommended krna moistnya kurang.
      *bukan promosi ya, hehe
      Jangan lupa bawa kaos kaki dan sepatu yg cukup hangat.

      Menurut sy di bulan september mungkin belum terlalu dingin krna masih peralihan ke autumn, tapi memasuki musim oktober akan semakin dingin.

       
      • rizka rahmaida

        August 28, 2013 at 1:53 am

        Tks sarannya mba..
        Kalo untuk sepatu, sebaiknya yang seperti apa ya mba?

         
      • Nor Rofika Hidayah

        August 29, 2013 at 5:47 am

        Untuk sepatu, pakai sepatu kets pun cukup.. tp kl ak kmrn pakai boot yg ga terlalu tinggi, tipis juga cuma di dlmnya ada smacam lapisan woolnya tipis, jd anget di kaki..m

         
      • rizka rahmaida

        August 29, 2013 at 8:46 am

        mbak, kalo pakai Kickers tambah kaos kaki cukup?

         
      • Nor Rofika Hidayah

        August 29, 2013 at 9:01 am

        Kalo kickers biasanya ujungnya agak bolong2 ya.. cukup aja sih tapi kaos kaki yg agak tebal ya…

         
      • rizka rahmaida

        August 29, 2013 at 9:23 am

        Kickers-nya pantofel mbak..rapat tapi gak sampai mata kaki..cukup mbak?

         
      • Nor Rofika Hidayah

        August 29, 2013 at 10:46 am

        Cukup lah kalau pakai kaos kaki..

         

Leave a reply to bengkelbudaya Cancel reply